Senin, 17 Desember 2012

Kronologi Penembakan Timo Ap, Manokwari, Papua Barat

Versi Sekretariat Kerja WPNA Wilayah II Manokwari (diterima Red. Warta Papua):

Gbr 1. Luka Tembak Alm. T. Ap
Gbr 2. Idem
Laporan singkat kronologis tentang tertembaknya saudara Timo AP, pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 oleh aparat Indonesia, sekitar jam 7 malam di jalan Drs. Esau Sesa/jalan baru, Manokwari. Bermula ketika korban dan istrinya baru pulang berbelanja dari toko, korban di ikuti aparat kepolisian dengan menggunakan Mobil, dari toko sampai jalan baru, dijalan baru memang sunyi kemudian korban di hadang oleh aparat yang kemudian di tangkap dan di tembak di bagian perut hingga peluru tembus di bagian belakang pinggul, kemudian korban di bawah ke Rumah sakit Angkatan Laut untuk di visum lalu mereka menjahit luka tembaknya.
Gbr 3. Jenasah Alm
Dalam kasus penembakan ini keluarga korban tidak tahu, hingga jam 11 malam baru keluarga mendapat kabar dari om/ paman korban di Maripi bahwa keluarga segera ke rumah sakit angkatan laut untuk melihat korban. Sesampai di Rumah sakit keluarga sempat mendapat hadangan dari aparat, namun keluarga bersikeras untuk melihat korban. Dan di dapatinya korban (Timo Ap) yang sudah tidak bernyawa (Meninggal dunia) dan sudah dimasukan ke dalam peti Mati, kemudian keluarga langsung membawa korban ke rumah duka (kediaman korban).

Gbr 4. Arak-Arakan Massa dg Peti Mati Alm
Besok paginya keluarga dan tetangga serta rakyat Papua Barat  secara spontanitas menjadi Marah dan langsung memalang jalan-jalan dikota Manokwari dan menuntut agar aparat Kepolisian Indonesia bertanggung jawab atas meninggalnya korban.
Namun hingga pagi keesokan harinya, tidak ada keterwakilan aparat Kepolisian yang mendatangi keluarga untuk bertanggung jawab. Kemarahan rakyat Papua Barat itu mengakibatkan pembakar dua pos Polisi.

Rakyat melanjutkan aksinya dengan memalang jalan-jalan protokoler kota Manokwari yang mengakibatkan aktivitas lumpu total. Hal itu mengundang aparat keamanan sikap dan tindakan brutal terhadap rakyat sipil Papua. Penembakan dengan menggunakan peluru tajam dan gas air mata yang menggunakan senjata laras panjang dan pendek.

Versi LP3BH Manokwari (Jubi Papua):

Jayapura (5/12)—Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Papua Barat menyebut kronoligis berbeda terkait penembakan Timotius Ap oleh Polisi di kota, Rabu, 4 Desember 2012 pagi. Berikut kronologis penembakan versi lembaga itu. 

Menurut Simon Banundi, Semuel Harun Yensenem, Thersje Julaintty Gaspersz dan Paula Mara, tim LP3BH yang mengusut kasus penembakan Timotius Ap menyatakan, kronologis peristiwa yang berhasil diungkap dari berbagai pihak termasuk keluarga korban, berbeda dengan pemberitaan sejumlah media.

Berikut kronologisnya. Melalui catatan kronologis yang diterima tabloidjubi.com, Rabu (5/12) malam menyebut, sekitar lebih dari tiga hari lalu, korban Timotius Ap cucu dari Almahrum Bapak Timotius Ap (mantan Ketua RT di Kompleks Wirsi, Distrik Manokwari Barat) pulang dari Jawa ke Manokwari, di Jawa, korban sempat tinggal bersama keluarga yang juga bekerja sebagai anggota Marinir di Pulau Jawa.

Korban Timo Ap pulang dan tiba di Manokwari dengan ditemani seorang istri Iwanggin. Korban jarang tinggal di rumah Wirsi, tapi lebih banyak di luar rumah karena masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) akibat beberapa kasus yang oleh petugas Polisi disebut dilakukan oleh korban.

Pada hari Selasa, 4 Desember 2012, pagi hari hingga menjelang siang, korban Timo Ap sempat bergaul dengan beberapa teman-teman di Wirsi. Saat itu, meminta pinang dan makan pinang bersama mereka. Setelah itu, siang harinya korban sudah tidak diketahui oleh beberapa teman-temannya di Wirsi. Sampai pada malam hari tanggal 4 Desember 2012, sekitar pukul 09.00 WIT, korban diterima dan dirawat di Rumah Sakit Dr Azhari (Rumah Sakit Angkatan Laut) Manokwari.

Sekitar pukul 10.00 WIT, masih di tanggal 4 Desember 2012, keluarga (tante korban Nelestin AP) seorang kerabat keluarga korban menyampaikan bahwa “tolong ke rumah sakit lihat Timo, dia masih hidup atau sudah mati”… selanjunya keluarga atau tanta korban bersama saudara korban yang lain bergegas menuju rumah sakit Angkatan Laut. Namun, dalam perjalanan, mereka berlewatan dengan petugas Polisi dan medis yang mengantar jenasa korban pulang ke rumah milik nenek korban yang beralamat Jalan Simponi Rindu, Wirsi, Manokwari Barat.

Setiba di rumah, hanya nenek korban berusia sekitar 70-an tahun yang tinggal sendirian di rumah. Nenek korban tidak mengetahui bahwa jenasa cucu korban Timo Ap yang sedang di antar petugas ke rumah. “Tidak ada satu kalimat atau bahasa yang disampaikan oleh petugas yang mengantar Jenasa kepada nenek korban,” kata nenek korban. Petugas pengantar jenasah pergi dari rumah meninggalkan peti jenasa dan korban begitu saja.

Beberapa menit kemudian, tanta korban dan beberapa kerabat korban yang lain berdatangan atau pulang dari rumah sakit lalu menuju rumah nenek korban. Disana mereka mendapati Timo sudah tak bernyawa. Mereka menangis histeris melihat jenasa korban yang hanya mengenakan celana pendek dan baju kaos oblong bersih yang baru dipakaikan ke korban. Pakaian yang dikenakan korban oleh beberapa rekan korban disampaikan bahwa telah tiada hanya pakaian baru (celana pendek dan kaos oblong yang dipakaikan ke korban dari rumah sakit).

Semenjak di rumah, korban Timotius dibalut perban di sekujur dagu dan leher seakan korban terluka ternyata, tidak ada luka di dagu, leher dan kepala. Luka korban baru ditemukan di perut dekat pusar, nampak luka jahitan bekas operasi medis mengeluarkan proyektil.

Selanjtunya sekitar pukul 22.30 WIT, mulai tersebar kabar secara meluas bahwa Korban Timo Ap telah ditembak mati oleh Polisi. Ketika kabar itu tersebar, warga sekitar kompleks korban, mulai berdatangan melaihat jenasa Timo Ap. Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIT, beberapa keluarga korban mulai melakukan aksi pemalangan jalan masuk ke Wirsi (jalan Simponi Rindu). Pemalangan mulai meluas di beberapa ruas jalan kota Manokwari.

Harian lokal Media Papua, Rabu (5/12) merilis berita pada Headline News, Timo Ap ditembak Tim Operasi Profesional (OPNAL) Kepolisian Sektor (Polsek) Kota Manokwari di Maripi Pantai Distrik Manokwari Selatan sekitar pukul 16.00 WIT karena hendak melawan petugas dengan senjata api jenis pistol rakitan, korban tewas ditembak di kepala.

Sekitar pukul 07.00 – 09.00 WIT, warga sudah menutupi jalan -jalan utama Kota Manokwari seperti jalan, Yos Sudarso, Jalan Merdeka, jalur pemukiman warga Sanggeng, Jalan Siliwangi, Jalan Soedjarwo Condronegoro (Reremi), Jalan Gunung Salju (Arah Amban) ditutup warga.

Akibat penutupan jalan, aktifitas Kota Manokwari lumpuh total, pusat bisnis, Hadi Departement Store, Orchid Swalayan, pasar, kios dan pertokoan lainnya ditutup secara massal oleh pemilik. Tak hanya pertokoan, perkantoran juga tutup. Pemerintah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, sekolah-sekolah juga ditutup. Kantor-kantor perbankan juga ditutup sejak pagi hari hingga siang.

Pada pukul 10.00 WIT, puluhan massa mulai melakukan aksi kekerasan dengan melempari beberapa pertokoan di sepanjang jalan Yos Sudarso, jalan Merdeka hingga jalan Siliwangi. Puluhan ruko di sepanjang jalan tersebut mengalami rusak yang cukup serius, beberapa kendaraan mobil dan motor dirusak oleh massa.

Sekitar pukul 12.00 WIT, massa bergerak ke arah kota tepatnya di depan Kantor Gubernur Papua Barat. Tampak didepan kantor itu, aparat Brimob, Dalmas Polres di back up pasukan TNI terlihat memblokade ruas jalan yang akan digunakan massa. Seorang warga, Demianus Waney memegang pengeras suara di depan aparat keamanan lalu dengan suara lantang meminta kepada warga untuk bubar dan pulang. “Saya orang asli papua, anak adat, saya minta kalian bubar dan pulang… saya bilang pulang,” teriak Demianus Waney.

Mendengar perkataan itu, massa semakin beringas, beberapa ruko (rumah toko), warung makan milik warga pendatang disekitar pelabuhan laut PT PELNI Manokwari, akhirnya menjadi sasaran amukan massa yang protes terhadap Demianus Waney. Aparat polisi, Brimob dan TNI mulai bergegas maju namun berhenti sebab terjadi negosiasi antara seorang Pendeta yang mengaku sebagai pendeta terhadap korban Timo Ap yang di tembak. 

Namun, pada saat yang bersamaan Demianus Waney mengatakan, sudah melakukan segalah upaya, silahkan aparat mengambil tindakan. Dari perkataan itu, aparat bergerak maju dan membubarkan massa. Aparat keamanan dari Polisi, Brimob, dan TNI menggunakan Truck, mobil tahanan dan kendaraan Baracuda. Mereka maju dan menguasai jalan-jalan protokol yang di kuasai massa. Sekitar pukul 13.00 WIT, situasi Kota Manokwari mulai pulih dan kondusif. (Jubi/Musa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Loading...