Versi Sekretariat Kerja WPNA Wilayah II Manokwari (diterima Red. Warta Papua):
Gbr 1. Luka Tembak Alm. T. Ap |
Gbr 2. Idem |
Laporan singkat kronologis tentang tertembaknya saudara Timo
AP, pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 oleh aparat Indonesia,
sekitar jam 7 malam di jalan Drs. Esau Sesa/jalan baru, Manokwari. Bermula ketika korban dan istrinya baru pulang berbelanja dari toko, korban di ikuti aparat kepolisian dengan menggunakan Mobil, dari toko sampai jalan
baru, dijalan baru memang sunyi kemudian korban di hadang oleh aparat yang kemudian di tangkap dan di tembak di bagian perut hingga
peluru tembus di bagian belakang pinggul, kemudian korban di bawah ke
Rumah sakit Angkatan Laut untuk di visum lalu mereka menjahit luka
tembaknya.
Gbr 3. Jenasah Alm |
Dalam kasus penembakan ini keluarga korban tidak tahu, hingga jam 11 malam baru keluarga mendapat kabar dari om/ paman korban di Maripi
bahwa keluarga segera ke rumah sakit angkatan laut untuk melihat
korban. Sesampai di Rumah sakit keluarga sempat mendapat hadangan dari
aparat, namun keluarga bersikeras untuk melihat korban. Dan di dapatinya korban (Timo Ap) yang sudah tidak bernyawa (Meninggal dunia) dan sudah dimasukan ke dalam peti Mati, kemudian keluarga langsung membawa korban ke rumah
duka (kediaman korban).
Gbr 4. Arak-Arakan Massa dg Peti Mati Alm |
Besok paginya keluarga dan tetangga serta rakyat Papua Barat
secara spontanitas menjadi Marah dan langsung memalang jalan-jalan
dikota Manokwari dan menuntut agar aparat Kepolisian Indonesia
bertanggung jawab atas meninggalnya korban.
Namun hingga pagi keesokan harinya, tidak ada keterwakilan aparat Kepolisian yang mendatangi keluarga untuk bertanggung jawab. Kemarahan rakyat Papua Barat itu mengakibatkan pembakar dua pos Polisi.
Namun hingga pagi keesokan harinya, tidak ada keterwakilan aparat Kepolisian yang mendatangi keluarga untuk bertanggung jawab. Kemarahan rakyat Papua Barat itu mengakibatkan pembakar dua pos Polisi.
Rakyat melanjutkan aksinya dengan memalang jalan-jalan protokoler kota Manokwari yang mengakibatkan aktivitas lumpu total. Hal itu mengundang aparat keamanan sikap dan tindakan brutal terhadap rakyat sipil Papua. Penembakan dengan menggunakan peluru tajam dan gas air mata yang menggunakan senjata laras panjang dan pendek.
Versi LP3BH Manokwari (Jubi Papua):
Jayapura (5/12)—Lembaga Penelitian, Pengkajian
dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Papua Barat menyebut
kronoligis berbeda terkait penembakan Timotius Ap oleh Polisi di kota,
Rabu, 4 Desember 2012 pagi. Berikut kronologis penembakan versi lembaga
itu.
Menurut Simon Banundi, Semuel Harun Yensenem, Thersje Julaintty
Gaspersz dan Paula Mara, tim LP3BH yang mengusut kasus penembakan
Timotius Ap menyatakan, kronologis peristiwa yang berhasil diungkap dari
berbagai pihak termasuk keluarga korban, berbeda dengan pemberitaan
sejumlah media.
Berikut kronologisnya. Melalui catatan kronologis yang diterima tabloidjubi.com,
Rabu (5/12) malam menyebut, sekitar lebih dari tiga hari lalu, korban
Timotius Ap cucu dari Almahrum Bapak Timotius Ap (mantan Ketua RT di
Kompleks Wirsi, Distrik Manokwari Barat) pulang dari Jawa ke Manokwari,
di Jawa, korban sempat tinggal bersama keluarga yang juga bekerja
sebagai anggota Marinir di Pulau Jawa.
Korban Timo Ap pulang dan tiba di Manokwari dengan ditemani seorang
istri Iwanggin. Korban jarang tinggal di rumah Wirsi, tapi lebih banyak
di luar rumah karena masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) akibat beberapa
kasus yang oleh petugas Polisi disebut dilakukan oleh korban.
Pada hari Selasa, 4 Desember 2012, pagi hari hingga menjelang siang,
korban Timo Ap sempat bergaul dengan beberapa teman-teman di Wirsi. Saat
itu, meminta pinang dan makan pinang bersama mereka. Setelah itu, siang
harinya korban sudah tidak diketahui oleh beberapa teman-temannya di
Wirsi. Sampai pada malam hari tanggal 4 Desember 2012, sekitar pukul
09.00 WIT, korban diterima dan dirawat di Rumah Sakit Dr Azhari (Rumah
Sakit Angkatan Laut) Manokwari.
Sekitar pukul 10.00 WIT, masih di tanggal 4 Desember 2012, keluarga
(tante korban Nelestin AP) seorang kerabat keluarga korban menyampaikan
bahwa “tolong ke rumah sakit lihat Timo, dia masih hidup atau sudah
mati”… selanjunya keluarga atau tanta korban bersama saudara korban yang
lain bergegas menuju rumah sakit Angkatan Laut. Namun, dalam
perjalanan, mereka berlewatan dengan petugas Polisi dan medis yang
mengantar jenasa korban pulang ke rumah milik nenek korban yang
beralamat Jalan Simponi Rindu, Wirsi, Manokwari Barat.
Setiba di rumah, hanya nenek korban berusia sekitar 70-an tahun yang
tinggal sendirian di rumah. Nenek korban tidak mengetahui bahwa jenasa
cucu korban Timo Ap yang sedang di antar petugas ke rumah. “Tidak ada
satu kalimat atau bahasa yang disampaikan oleh petugas yang mengantar
Jenasa kepada nenek korban,” kata nenek korban. Petugas pengantar
jenasah pergi dari rumah meninggalkan peti jenasa dan korban begitu
saja.
Beberapa menit kemudian, tanta korban dan beberapa kerabat korban
yang lain berdatangan atau pulang dari rumah sakit lalu menuju rumah
nenek korban. Disana mereka mendapati Timo sudah tak bernyawa. Mereka
menangis histeris melihat jenasa korban yang hanya mengenakan celana
pendek dan baju kaos oblong bersih yang baru dipakaikan ke korban.
Pakaian yang dikenakan korban oleh beberapa rekan korban disampaikan
bahwa telah tiada hanya pakaian baru (celana pendek dan kaos oblong yang
dipakaikan ke korban dari rumah sakit).
Semenjak di rumah, korban Timotius dibalut perban di sekujur dagu dan
leher seakan korban terluka ternyata, tidak ada luka di dagu, leher dan
kepala. Luka korban baru ditemukan di perut dekat pusar, nampak luka
jahitan bekas operasi medis mengeluarkan proyektil.
Selanjtunya sekitar pukul 22.30 WIT, mulai tersebar kabar secara
meluas bahwa Korban Timo Ap telah ditembak mati oleh Polisi. Ketika
kabar itu tersebar, warga sekitar kompleks korban, mulai berdatangan
melaihat jenasa Timo Ap. Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIT, beberapa
keluarga korban mulai melakukan aksi pemalangan jalan masuk ke Wirsi
(jalan Simponi Rindu). Pemalangan mulai meluas di beberapa ruas jalan
kota Manokwari.
Harian lokal Media Papua, Rabu (5/12) merilis berita pada Headline
News, Timo Ap ditembak Tim Operasi Profesional (OPNAL) Kepolisian Sektor
(Polsek) Kota Manokwari di Maripi Pantai Distrik Manokwari Selatan
sekitar pukul 16.00 WIT karena hendak melawan petugas dengan senjata api
jenis pistol rakitan, korban tewas ditembak di kepala.
Sekitar pukul 07.00 – 09.00 WIT, warga sudah menutupi jalan -jalan
utama Kota Manokwari seperti jalan, Yos Sudarso, Jalan Merdeka, jalur
pemukiman warga Sanggeng, Jalan Siliwangi, Jalan Soedjarwo Condronegoro
(Reremi), Jalan Gunung Salju (Arah Amban) ditutup warga.
Akibat penutupan jalan, aktifitas Kota Manokwari lumpuh total, pusat
bisnis, Hadi Departement Store, Orchid Swalayan, pasar, kios dan
pertokoan lainnya ditutup secara massal oleh pemilik. Tak hanya
pertokoan, perkantoran juga tutup. Pemerintah Kabupaten Manokwari,
Provinsi Papua Barat, sekolah-sekolah juga ditutup. Kantor-kantor
perbankan juga ditutup sejak pagi hari hingga siang.
Pada pukul 10.00 WIT, puluhan massa mulai melakukan aksi kekerasan
dengan melempari beberapa pertokoan di sepanjang jalan Yos Sudarso,
jalan Merdeka hingga jalan Siliwangi. Puluhan ruko di sepanjang jalan
tersebut mengalami rusak yang cukup serius, beberapa kendaraan mobil dan
motor dirusak oleh massa.
Sekitar pukul 12.00 WIT, massa bergerak ke arah kota tepatnya di
depan Kantor Gubernur Papua Barat. Tampak didepan kantor itu, aparat
Brimob, Dalmas Polres di back up pasukan TNI terlihat memblokade ruas
jalan yang akan digunakan massa. Seorang warga, Demianus Waney memegang
pengeras suara di depan aparat keamanan lalu dengan suara lantang
meminta kepada warga untuk bubar dan pulang. “Saya orang asli papua,
anak adat, saya minta kalian bubar dan pulang… saya bilang pulang,”
teriak Demianus Waney.
Mendengar perkataan itu, massa semakin beringas, beberapa ruko (rumah
toko), warung makan milik warga pendatang disekitar pelabuhan laut PT
PELNI Manokwari, akhirnya menjadi sasaran amukan massa yang protes
terhadap Demianus Waney. Aparat polisi, Brimob dan TNI mulai bergegas
maju namun berhenti sebab terjadi negosiasi antara seorang Pendeta yang
mengaku sebagai pendeta terhadap korban Timo Ap yang di tembak.
Namun, pada saat yang bersamaan Demianus Waney mengatakan, sudah
melakukan segalah upaya, silahkan aparat mengambil tindakan. Dari
perkataan itu, aparat bergerak maju dan membubarkan massa. Aparat
keamanan dari Polisi, Brimob, dan TNI menggunakan Truck, mobil tahanan
dan kendaraan Baracuda. Mereka maju dan menguasai jalan-jalan protokol
yang di kuasai massa. Sekitar pukul 13.00 WIT, situasi Kota Manokwari
mulai pulih dan kondusif. (Jubi/Musa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar