FOTO Gunung Anak Krakatau memuntahkan lahar panas menyambut di pintu masuk kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief. Foto Anak Krakatau dengan pose sedang terbatuk, mengepul-kan asap hitam yang membubung ting-gi, dipasang di ruangan pribadinya.
Foto yang dicetak sedepa itu mene-mani Andi menerima
laporan dari stafnya tentang antisipasi letusan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. "Kalau dilihat kondisinya,-
secara teori kemungkinan besar mele-tus," kata Andi, Jumat pekan lalu.
"Dari-pada dibilang pemerintah lamban lagi, lebih baik siap-siap dari
sekarang."
Hampir setahun sudah Andi, 40 tahun, berkantor di bekas
gedung Dewan Pertimbangan Agung yang masuk kompleks Istana Presiden
tersebut. Andi bu-tuh lima tahun untuk masuk ke Ring Sa-tu. Padahal
telah lama ia kenal Yudhoyono.
Mundur sekitar 15 tahun lalu, pria asal Bandar Lampung ini hidupnya ber-kelindan dengan Yudhoyono. Saat itu mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Gadjah Mada ini jadi Ketua Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi, yang jadi embrio Partai Rakyat Demokratik.
Mundur sekitar 15 tahun lalu, pria asal Bandar Lampung ini hidupnya ber-kelindan dengan Yudhoyono. Saat itu mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Gadjah Mada ini jadi Ketua Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi, yang jadi embrio Partai Rakyat Demokratik.
Andi juga penggiat Komite Penegak Hak Politik
Mahasiswa, yang lebih beken dengan singkatannya: Tegaklima. Dua staf
khusus presiden lainnya, Velix Wanggai dan Denny Indrayana, juga aktif
di Tegaklima.
Teman-teman satu almamater bercerita, Andi salah satu
mahasiswa yang kerap diundang berdiskusi di markas Korem Pamungkas
Yogyakarta. Tuan ru-mah pertemuan itu tak lain Yudho-yono, yang jadi
Komandan Resor Militer.
Tenggelam setelah ribut-ribut Partai Rakyat Demokratik
pada pertengahan 1996, Andi muncul kembali enam tahun lalu sebagai
Sekretaris Jenderal Jaringan Nusantara. Ini organisasi sayap Par-tai
Demokrat di bawah komando Su-di Silalahi pada Pemilihan Presiden 2004.
Sukses mengantarkan Yudhoyono ke kursi presiden, Andi
mulai masuk Ista-na. "Saya jadi staf di rumah tangga- kepresidenan,"
kata Andi. Pada November tahun lalu posisinya naik lagi jadi staf
khusus.
Menurut banyak sumber, profil orang seperti Andi itulah
yang jadi staf khusus presiden. "Rata-rata pernah kenal de-ngan
Yudhoyono di masa lalu dan akrab dengan orang-orang dekatnya," ka-ta
seorang sumber di kalangan Istana.
Malah, menurut sumber itu, Andi yang mengusulkan Velix
Wanggai mengisi staf khusus bidang otonomi daerah. Saat itu Yudhoyono
yang ingin membentuk tim pelangi tengah mencari staf berdarah Papua.
Kepada Sudi, Andi menyebut nama karib lamanya yang kelahiran Jayapura
dan disertasi doktornya tentang otonomi daerah, klop dengan posisi
yang masih lowong.
Velix bercerita, menjelang pemilihan staf khusus, ia
sering bertemu dengan Andi Mallarangeng dan Sudi Silalahi.- "Proses di
dalam saya tidak tahu, tapi Pak Sudi yang banyak mengontak saya,"
ujarnya.
Namun, jauh sebelum itu, Velix mengaku sudah sering
berhubungan dengan Yudhoyono ketika ia menjadi Presiden Persatuan
Pelajar Indonesia se-Australia pada 2004 hingga 2006. Pada tahun-tahun
itu putra bungsu Yudhoyono, Edhie Baskoro, juga kuliah di sana.
Namun Andi membantah ia menjadi titipan Sudi, apalagi
sampai menyodorkan nama. "Jangan sekali-kali mengusulkan nama ke
Presiden," ujarnya. "Besoknya pasti dipecat!"
Lain lagi cerita Jusuf. Staf khusus bidang ketahanan
pangan dan energi ini bersama adiknya, Kasan Gunawan, dikenal sebagai
pemilik PT Jangkar Nu-santara Megah, perusahaan yang memproduksi
ransum tentara. Sebelum diangkat jadi Menteri Koordinator Politik,
Hukum, dan Keamanan, Laksamana (Purn.) Widodo A.S. tercatat sebagai
komisaris perusahaan tersebut.
Dalam situs resmi Perserikatan Bang-sa-Bangsa, Jangkar
Nusantara membanggakan pengalamannya memasok makanan halal bagi
tentara Indonesia yang bergabung dalam pasukan perdamaian PBB. Pasukan
Garuda yang pernah mencicipinya antara lain konti-ngen yang bertugas
di Bosnia di bawah komando Brigadir Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono.
Sumber lain bercerita, Jusuf juga dekat dengan
Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Ia banyak membantu
program Indonesia Pintar, yang digagas Ani Yudhoyono.
Adapun hubungan Yudhoyono de-ngan-- staf khusus bidang
komunikasi po-li--tik Daniel Sparringa mulai bersemi sejak sosiolog
Universitas Airlangga itu ku-liah di Australia. "Saya ketemu waktu-
SBY masih berpangkat kolonel," kata Daniel
Konon, Daniel ikut mengajarkan olah bahasa tubuh
menjelang Pemilihan Umum 2004. "Daniel waktu itu sempat ditawari jadi
staf khusus tapi menolak," ujar orang dekat Daniel.
Tak menyerah, Yudhoyono mencoba lagi membujuk Daniel
lewat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto.
Kali ini Daniel menyambut pinangan Presiden.
Setelah nama-nama dikantongi, akhir November tahun lalu
Presiden Yudhoyono memboyong mereka ke Istana Cipanas, Jawa Barat.
Saat itu ia memberi tahu bahwa para calon staf khusus sengaja dipilih
dari orang-orang yang dikenal agar bisa sepaham dan satu visi. "Kita
ini nantinya akan seperti satu keluarga," kata Velix Wanggai,
menirukan Yudhoyono. Oktamandjaya Wiguna, Dwidjo U. Maksum. Sumber: Banyak Jalan Menuju Ring Satu
==================================
Prof Budiatna: "Bisa dari Dalam Partai Demokrat"
Andi Mallarangeng Mundur Karena Ada Tekanan?
Sabtu, 08 Desember 2012 15:55 WIB
Andi Mallarangeng |
Seperti dalam kasus Anas Urbaningrum yang juga kerap dikait-kaitkan dengan kasus korupsi Hambalang, dimana ia ditekan oleh SBY dengan mengumpulkan para pendiri tanpa melibatkan Anas. Apalagi Ruhut Sitompul ikut-ikutan bersuara keras meminta Anas mundur. â??Bisa juga ini menimpa Andi, ada kekuatan yang minta Andi mengundurkan diri,â?? tegasnya. Kalau dibilang gentle, bukankah lebih gentle jika pejabat tidak melakukan korupsi ketika daripada mundur setelah terlibat korupsi?
Soal ini, Budiatna menilai, korupsi bisa terjadi bukan karena niat saja, tapi juga karena ada faktor lain. â??Di beberapa pengalaman, korupsi adalah sumber dana partai. Apalagi saat ini kan menyambut 2014, butuh uang banyak mengembalikan citra Demokrat yang luar biasa babak belur,â?? pungkasnya. Sumber: Prof Budiatna: "Bisa dari Dalam Partai Demokrat"
Baca Juga: Kesan Ibas tentang Andi Mallarangeng
===============================
Laporkan 3 Kementerian ke KPK
Dipo Alam Dapat Bisikan dari Kasan Gunawan
Oleh: Marlen Sitompul; nasional - Senin, 19 November 2012 | 12:34 WIB
Dipo Alam |
Jakarta - Pengaduan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya kongkalikong di tiga
kementerian diduga atas bisikan Kasan Gunawan, adik dari Staf Khusus
Presiden Bidang Perubahan Iklim, Prof. Jusuf.
Hal itu dikatakan mantan anggota Komisi I DPR RI Ade Daud Nasution. Menurutnya, Jusuf adalah yang melaporkan Kementerian Pertanian dan Pertahanan kepada Ibu Ani Yudhoyono yang kemudian ditindaklanjuti oleh Sudi Silalahi.
"Mungkin aja dia bisik-bisik ke Dipo. Memang mafia bisnis tentara itu ada di istana, Kasan ini mafianya tentara dan polisi. Yusuf kakak Kasan, yang jagain bisnisnya Kasan di istana," ungkap Daud kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (19/11/2012).
Daud menjelaskan, pengaduan Dipo ke KPK terkait adanya kongkalikong di Kemenhan diduga karena Kasan. Daud yang saat ini sebagai kader Partai Gerindra mengatakan, Kasan memiliki orang-orang di Lemhanas dan Komisi I DPR.
"Ada sesuatu yang tidak dia dapat dari Kemenhan. Dia kuasai Lemhanas, Khasan ini dengan Jangkarnas ini lidernya. Komisaris-komisaris Kasan ini ada wakil ketua DPR," ungkap Daud.
Untuk itu, dia meminta agar mafia di istana segera diungkap. Sebab, hal itu akan merugikan rakyat. "Kita mau bongkar monopoli, jadi semua rakyat pasti mendukung," tegasnya.
Ade menambahkan, bisnis Kasan di TNI meliputi alutsista, atribut seragam TNI bahkan katering.
Ade yang juga mantan anggota Komisi I DPR, saat itu mendapat pemukulan ketika menyebutkan, Kapolri, KASAD, KASAL dan KASAU bisa berganti, yang tetap adalah Kasan.
Sejak menjadi deputi di Kantor Menko Ekuin, Dipo Alam disebut 'intens' berhubungan dengan mantan terpidana Jarkom/Alkom Tommy Silfanus. Dipo kerap memuluskan bisnis Silfanus dengan mempermudah kredit ekspor di kepolisian. [yeh]. Sumber: Dipo Alam Dapat Bisikan dari Kasan Gunawan
Hal itu dikatakan mantan anggota Komisi I DPR RI Ade Daud Nasution. Menurutnya, Jusuf adalah yang melaporkan Kementerian Pertanian dan Pertahanan kepada Ibu Ani Yudhoyono yang kemudian ditindaklanjuti oleh Sudi Silalahi.
"Mungkin aja dia bisik-bisik ke Dipo. Memang mafia bisnis tentara itu ada di istana, Kasan ini mafianya tentara dan polisi. Yusuf kakak Kasan, yang jagain bisnisnya Kasan di istana," ungkap Daud kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (19/11/2012).
Daud menjelaskan, pengaduan Dipo ke KPK terkait adanya kongkalikong di Kemenhan diduga karena Kasan. Daud yang saat ini sebagai kader Partai Gerindra mengatakan, Kasan memiliki orang-orang di Lemhanas dan Komisi I DPR.
"Ada sesuatu yang tidak dia dapat dari Kemenhan. Dia kuasai Lemhanas, Khasan ini dengan Jangkarnas ini lidernya. Komisaris-komisaris Kasan ini ada wakil ketua DPR," ungkap Daud.
Untuk itu, dia meminta agar mafia di istana segera diungkap. Sebab, hal itu akan merugikan rakyat. "Kita mau bongkar monopoli, jadi semua rakyat pasti mendukung," tegasnya.
Ade menambahkan, bisnis Kasan di TNI meliputi alutsista, atribut seragam TNI bahkan katering.
Ade yang juga mantan anggota Komisi I DPR, saat itu mendapat pemukulan ketika menyebutkan, Kapolri, KASAD, KASAL dan KASAU bisa berganti, yang tetap adalah Kasan.
Sejak menjadi deputi di Kantor Menko Ekuin, Dipo Alam disebut 'intens' berhubungan dengan mantan terpidana Jarkom/Alkom Tommy Silfanus. Dipo kerap memuluskan bisnis Silfanus dengan mempermudah kredit ekspor di kepolisian. [yeh]. Sumber: Dipo Alam Dapat Bisikan dari Kasan Gunawan
==============================
Pengusaha Inisial 'K' Mafia Proyek di Istana
Lily Wahid |
JAKARTA,
- Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, Lily Wahid
menduga ada pengusaha berinsisial ‘K’ yang menjadi mafia proyek dengan
bermain di lingkungan Istana Presiden SBY.
Dugaan ini disampaikan Lily Wahid, dalam acara Indonesia Lawyer Club di TV one, Selasa (4/12/2012) malam, bertajuk ‘Menguji Tuduhan Dahlan dan Dipo’.
Hal ini terkait dengan diblokirnya anggaran yang sudah disetujiui DPR dan pemerintah dengan diberi tanda ‘bintang’ yang diduga dilakukan mafia di Istana . “Dipo Alam (Sekretaris Kabinet) intervensi ke Menteri Keuangan untuk memblokir itu. Ini Dipo melanggar Undang-undang, dia tidak punya hak untuk blokir anggaran,” ungkap Lily.
“Ini permainan antara rekanan teman-teman di sana (lingkaran Istana, red). Anggaran milyaran itu (yang sudah disetujui DPR dan pemerintah) itu secara terbuka, dasarnya tender. Kok diblokir. Ini Dipo Alam tidak punya hak,” duga adik kandung Gus Dur ini.
Lily menegaskan, yang kongkalikong dengan mafia pengusaha itu justeru pihak eksekutif (lingkaran Istana), bukan DPR. Ia pun menduga, karena pengusaha dekat Istana kalah tender, maka anggaran proyek yang sudah disetujui DPR dan pemerintah diblokir oleh oknum rekanan-rekanan mafia pengusaha yang kongkalikong dengan lingkaran Istana.
“Kita (DPR, red) tidak ada urusan dengan rekanan-rekanan itu. Yang berurusan dengan rekanan itu adalah pemerintah, bukan kami (DPR). Ini ada yang bermain di Ring I Istana. Jadi, ada pengusaha berinisial ‘K’ punya kerabat dekat yang ada di lingkaran Istana,” papar vokalis DPR dari PKB yang ‘dikucilkan’ Muhaimin ini.
Mantan Anggota
Komisi I DPR, Ade Daud Nasution yang juga hadir mengatakan, pengaduan
yang dilakukan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam ke Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya kongkalikong di tiga
Kementerian disinyalir atas bisikan Kasan Gunawan. Pengusaha berinisial ‘K’ atau Kasan ini adalah adik dari Stafsus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Prof.Jusuf.
“Kasan ini kontraktor yang setiap hari tidak pernah digaanggu gugat. Ini adiknya Jusuf Gunawan yang stand by di Istana. Ini perusahaan yang mensuplly amunisi dan semua perbekalan TNI. Saya dulu ngomong gitu, dipukul kepala saya berdarah,” beber Ade Daud.
“Karena Pak SBY pemerintahan yang terakhir, sudahlah… yang gitu-gitu jangan dipelihara di Istana. Bisa-bisa yang namanya Kasan and the geng ini main di Istana,” tandas mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR) pimpinan mendiang KH Zainuddin MZ ini.
“Ini contoh sudah jelas kongkalikong di Istana. Ini yang mestinya harus dibawa Dipo Alam ke KPK,” sambung Lily Wahid lagi.
Menurut Ade, Jusuf yang melaporkan Kementerian Pertanian dan Pertahanan kepada Ibu Ani Yudhoyono yang kemudian ditindaklanjuti oleh Sudi Silalahi."Mungkin aja dia bisik-bisiki ke Dipo. Memang mafia bisnis tentara itu ada di Istana, Kasan ini mafianya tentara dan polisi. Yusuf kaka Kasan, Yusuf ini yang jagain bisnisnya Kasan ini di Istana," duganya.
Daud menjelaskan, pengaduan Dipo ke KPK terkait adanya kongkalikong di Kemenhan diduga karena Kasan. Daud yang saat ini sebagai kader Partai Gerindra mengatakan, Kasan memiliki orang-orang di Lemhanas dan Komisi I DPR.
"Ada sesuatu yang tidak dia dapat dari Kemenhan. Dia kuasai Lemhanas, Khasan ini dengan Jangkarnas ini lidernya. Komisaris-komisaris Kasan ini ada wakil ketua DPR," tandasnya.
Ade menambahkan, bisnis Kasan di TNI meliputi alutsista, atribut seragam TNI bahkan katering. Ade
yang juga mantan anggota Komisi I DPR saat itu mendapat pemukulan
ketika menyebutkan, Kapolri, KASAD, KASAL dan KASAU bisa berganti, yang
tetap adalah Kasan.
Kabarnya, sejak menjadi Deputy di Kantor Menko Ekuin, Dipo Alam intens berhubungan dengan mantan terpidana Jarkom/Alkom Tommy Silfanus. Dipo kerap memuluskan bisnis Silfanus dengan mempermudah kredit ekspor di Kepolisian
Lebih lanjut, seniman yang juga dalang Sudjiwo Tedjo yang juga hadir di Indonesia Lawyer Club, menyerukan dalam zaman edan seperti sekarang ini perlu orang-orang urakan seperti Dahlan Iskan dan Mahfud MD. “Fungsinya untuk membongkar seluruh aib yang ada di pemerintahan,” tegasnya
Anggota DPR dai Fraksi Partai Hanura, Faisal Akbar menilai, koordinasi pemerintahan SBY sekarang kacau balau. Misalnya, Juru Bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha, bilang bahwa pernyataan Dipo Alam atas nama sendiri bukan melibatkan Istana, tapi Dipo Alam justeru menyebut klarifikasi Julian itu tidak benar.
“Tapi waktu saya ketemu seorang Menteri senior, dia bilang bahwa itu pernyataan pribadi Dipo Alam. Jadi koordinasi pemerintahan SBY ini kacau,” tandas Faisal sembari menambahkan, bisa saja kegaduhan yang dilontarkan Dipo Alam dan Dahlan Iskan sekarang ini merupakan scenario Istana untuk menuntutp-nutupi skandal Century dan kasus kakap lainnya yang menyeret keterlibatan pihak Istana.
Politisi PDIP Firman Jaya Daeli, menambahkan, pernyataan Dipo Alam yang menuding adanya konglaaikong di tiga Kementerian itu meunjukkan wajah buruk pemerintahan SBY. “Tiga Kementerian itu menggambarkan wajah pemerintahan yang bersih atau tidak,” tukasnya. Sumber: Pengusaha Inisial "K" Mafia Proyek Istana
Dugaan ini disampaikan Lily Wahid, dalam acara Indonesia Lawyer Club di TV one, Selasa (4/12/2012) malam, bertajuk ‘Menguji Tuduhan Dahlan dan Dipo’.
Hal ini terkait dengan diblokirnya anggaran yang sudah disetujiui DPR dan pemerintah dengan diberi tanda ‘bintang’ yang diduga dilakukan mafia di Istana . “Dipo Alam (Sekretaris Kabinet) intervensi ke Menteri Keuangan untuk memblokir itu. Ini Dipo melanggar Undang-undang, dia tidak punya hak untuk blokir anggaran,” ungkap Lily.
“Ini permainan antara rekanan teman-teman di sana (lingkaran Istana, red). Anggaran milyaran itu (yang sudah disetujui DPR dan pemerintah) itu secara terbuka, dasarnya tender. Kok diblokir. Ini Dipo Alam tidak punya hak,” duga adik kandung Gus Dur ini.
Lily menegaskan, yang kongkalikong dengan mafia pengusaha itu justeru pihak eksekutif (lingkaran Istana), bukan DPR. Ia pun menduga, karena pengusaha dekat Istana kalah tender, maka anggaran proyek yang sudah disetujui DPR dan pemerintah diblokir oleh oknum rekanan-rekanan mafia pengusaha yang kongkalikong dengan lingkaran Istana.
“Kita (DPR, red) tidak ada urusan dengan rekanan-rekanan itu. Yang berurusan dengan rekanan itu adalah pemerintah, bukan kami (DPR). Ini ada yang bermain di Ring I Istana. Jadi, ada pengusaha berinisial ‘K’ punya kerabat dekat yang ada di lingkaran Istana,” papar vokalis DPR dari PKB yang ‘dikucilkan’ Muhaimin ini.
Ade Daud Nasution |
“Kasan ini kontraktor yang setiap hari tidak pernah digaanggu gugat. Ini adiknya Jusuf Gunawan yang stand by di Istana. Ini perusahaan yang mensuplly amunisi dan semua perbekalan TNI. Saya dulu ngomong gitu, dipukul kepala saya berdarah,” beber Ade Daud.
“Karena Pak SBY pemerintahan yang terakhir, sudahlah… yang gitu-gitu jangan dipelihara di Istana. Bisa-bisa yang namanya Kasan and the geng ini main di Istana,” tandas mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR) pimpinan mendiang KH Zainuddin MZ ini.
“Ini contoh sudah jelas kongkalikong di Istana. Ini yang mestinya harus dibawa Dipo Alam ke KPK,” sambung Lily Wahid lagi.
Menurut Ade, Jusuf yang melaporkan Kementerian Pertanian dan Pertahanan kepada Ibu Ani Yudhoyono yang kemudian ditindaklanjuti oleh Sudi Silalahi."Mungkin aja dia bisik-bisiki ke Dipo. Memang mafia bisnis tentara itu ada di Istana, Kasan ini mafianya tentara dan polisi. Yusuf kaka Kasan, Yusuf ini yang jagain bisnisnya Kasan ini di Istana," duganya.
Daud menjelaskan, pengaduan Dipo ke KPK terkait adanya kongkalikong di Kemenhan diduga karena Kasan. Daud yang saat ini sebagai kader Partai Gerindra mengatakan, Kasan memiliki orang-orang di Lemhanas dan Komisi I DPR.
"Ada sesuatu yang tidak dia dapat dari Kemenhan. Dia kuasai Lemhanas, Khasan ini dengan Jangkarnas ini lidernya. Komisaris-komisaris Kasan ini ada wakil ketua DPR," tandasnya.
Untuk itu, dirinya meminta agar mafia di istana segera diungkap. Sebab, hal itu akan merugikan rakyat. "Kita mau bongkar monopoli, jadi semua rakyat pasti mendukung," tegasnya.
Jusuf Gunawan |
Kabarnya, sejak menjadi Deputy di Kantor Menko Ekuin, Dipo Alam intens berhubungan dengan mantan terpidana Jarkom/Alkom Tommy Silfanus. Dipo kerap memuluskan bisnis Silfanus dengan mempermudah kredit ekspor di Kepolisian
Lebih lanjut, seniman yang juga dalang Sudjiwo Tedjo yang juga hadir di Indonesia Lawyer Club, menyerukan dalam zaman edan seperti sekarang ini perlu orang-orang urakan seperti Dahlan Iskan dan Mahfud MD. “Fungsinya untuk membongkar seluruh aib yang ada di pemerintahan,” tegasnya
Anggota DPR dai Fraksi Partai Hanura, Faisal Akbar menilai, koordinasi pemerintahan SBY sekarang kacau balau. Misalnya, Juru Bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha, bilang bahwa pernyataan Dipo Alam atas nama sendiri bukan melibatkan Istana, tapi Dipo Alam justeru menyebut klarifikasi Julian itu tidak benar.
“Tapi waktu saya ketemu seorang Menteri senior, dia bilang bahwa itu pernyataan pribadi Dipo Alam. Jadi koordinasi pemerintahan SBY ini kacau,” tandas Faisal sembari menambahkan, bisa saja kegaduhan yang dilontarkan Dipo Alam dan Dahlan Iskan sekarang ini merupakan scenario Istana untuk menuntutp-nutupi skandal Century dan kasus kakap lainnya yang menyeret keterlibatan pihak Istana.
Politisi PDIP Firman Jaya Daeli, menambahkan, pernyataan Dipo Alam yang menuding adanya konglaaikong di tiga Kementerian itu meunjukkan wajah buruk pemerintahan SBY. “Tiga Kementerian itu menggambarkan wajah pemerintahan yang bersih atau tidak,” tukasnya. Sumber: Pengusaha Inisial "K" Mafia Proyek Istana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar