PERTAMBANGAN MINYAK DAN PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT DI
TELUK BINTUNI; "BERKAH ATAU BENCANA?"
Oleh:Yohanes Akwan
Bumi Teluk
Bintuni selain memiliki limpahan minyak dan gas alam cair yang segera
dieksploitasi, juga terhampar luasan
hutan yang luas. Potensi ini bisa dilihat jelas dari
ceceran lahan-lahan minyak di
atas tanah di kampung Sumuri
Distrik Sumuri.
Masyarakat sekitar sejak lama telah memanfaatkan hutan adat mereka sebagai tempat berburu dan meramu.
Para investor dalam maupun luar negeri
telah lama melirik potensi Minyak dan rencana
pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit, terutama di daerah Sumuri yang kandungan Minyaknya menggiurkan untuk dieksploitasi karena
memiliki nilai jual yang tinggi.
Pada tahun 2008 Lukuk Sumiarso
Dirjen Migas Departemen Sumberdaya Energi dan Mineral (ESDM) mengumumkan Kontraktor Kontrak
kerja Sama (KKKS) PT Ginting Oil & Gas Ltd yang memenangkan blok Kasuri (Blok Sumuri Untuk 5 sumur Minyak) dengan
memberikan bonus tandatangan sebesar 19.000.000
kepada Lukuk Sumiarso.
Berdasarkan informasi pemenang tender yang
diterima PT Ginting Oil & Gas Ltd,langsung melakukan expansi ke wilayah
Teluk Bintuni dengan memulai aktifitas Operasi Sesmick yang dilakukan oleh PT
Quis Pada Tahun 2010 untuk mengeksplorasi Minyak Distrik Sumuri.
Menejer direktur PT. Ginting Oil Minyak & Gas Ltd Bambang yang bertugas
dilokasi proyek saat ini pernah menyatakan telah mengantongi ijin dari Pemerintah Pusat berdasarkan informasi
pemenang Tender untuk eksplorasi dan mencari joint
investement. Dan untuk Recana
explorasi Minyak oleh
PT.Ginting Oil saat ini lagi gencar-gencarnya mengembangkan proyek tersebut.
Kondisi ini membuat Pada
tanggal 29 Maret
2012 Pihak perusahan
bersama pemerintah Kabupaten Teluk
Bintuni dalam hal ini Kepala Distrik Sumuri
telah mengundang sejumlah tokoh adat, tokoh pemuda, dan pemilik hak ulayat
untuk melakukan hearing di Balai Kampung
terkait rencana explorasi dan Kepemilikan
lahan.
Master plan perusahaan tersebut menetapkan
pada akhir Desember
2012 sudah harus tuntas
kegiatan explorasi yang dilakukan diarel
pertambangan yang dimulai dari kawasan Distrik Sumuri sampai dengan Distik Arobah dan
Distrik Kokas Kabupaten Fak-Fak yang berbatasan dengan Bintuni. Menurut masyarakat, perusahaan
tersebut akan meminta mereka ikut serta dalam AMDAL.
Masyarakat
adat menghimbau pemda, agar dilakukan musyawarah atau gelar tikar adat yang
melibatkan kelompok masyarakat adat, pemuda, tokoh agama, perempuan dan LSM
untuk bersama-sama membahas pengaturan kontrak terkait dengan hak-hak
masyarakat, baik yang berkaitan dengan hak ulayat maupun jaminan tiadanya
kerusakan lingkungan maupun kasus pelanggaran HAM pada masa mendatang. Tetapi
di sisi lain ada beberapa anggota masyarakat (para pimpinan suku) yang menerima
hadirnya PT.Ginting Oil
Tbk dan sangat menunggu “uang buka pintu” dari perusahaan tersebut. Di sisi
masyarakat, mereka mengaku tidak lagi mampu menolak kehadiran perusahaan
tambang yang datang di kampungnya, karena jika mereka bersikeras menolak mereka
akan berhadapan dengan pimpinan-pimpinan suku mereka. Selain mereka khawatir
akan terjadi kekerasan oleh TNI/Polri yang beberapa personilnya memiliki saham
di dalam perusahaan. Sehinga pada saat ini mereka hanya bisa pasrah dan
menerima keadaan tersebut.
Selain Pertambangan,ada juga Perkebunan Kelapa sawit yang
sudah beroperasi sejak tahun 1996 oleh PT.Farita Maju Utama.
Pada Tahun 2008 PT.Farita Menjual sahamnya
kepada PT.Karya Teknik dan Pada Tahun 2009 PT karya teknik menjual sahamnya
kepada PT.Expedisi dengan memanfaatkan lahan Perkebunan seluas 3300 hektar yang
dibeli dari masyarakat adat seharga Rp.100.000.000,. Informasi lain juga
yang diperoleh dari salah seorang tokoh Gereja yang berada di Dsitrik Sumuri, mengatakan bahwa
tanah tersebut sudah dilepas dengan perjanjian yang ditandatangani antara pihak
pertama den pihak kedua dimana pada butir terahir perjanjiannya mengatakan
bahwa tanah tersebut tidak akan dituntut sampai anak cucu dan apa bila
dikemudia hari ada muncul gugatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak
pertama. Hal inilah yang membuat
mereka tidak bersuara mengigat seketika mereka menuntut perusahan selalu
mengunakan aparat bersenjata untuk menindas rakyat.
Analisis
Kampung Sumuri terletak kurang lebih 40 km sebelah Selatan pusat kota
Kabupaten Teluk Bintuni. Kampung yang lokasinya di tengah areal Lokasi perusahan-perusahan raksasa pertambangan dan terisolir ini dihuni oleh Penduduk yang berjumlah
6.224 jiwa. Untuk
mencapai Kampung tofoi,
tidak bisa menggunakan kendaraan darat, selain transportasi laut dengan ongkos sewa longbout Rp 3.000.000,-dari pusat kota Bintuni. Wilayah Tofoi yang terpencil membuat penduduknya jarang
berpergian keluar kampung. Ini mengakibatkan arus informasi sangat lambat, baik
dari luar kampung maupun sebaliknya.
Sebagian wilayah yang hendak dieksplorasi
adalah bekas area HPH PT. Jayanti Grup.
Selain mengusahakan hutan setempat, PT Jayanti
Grup otomatis telah melakukan land clearing,
sehingga memudahkan perusahaan tambang Minyak dan Perkebunan Kelapa Sawit yang akan masuk kemudian. Modus operandi
ini sudah biasa terjadi, setelah selesai perusahaan pembalak hutan beroperasi
biasanya akan diikuti dengan hadirnya perusahaan tambang atau perkebunan.
Misalnya perkebunan sawit milik PT. Varita Maju Utama di daerah Tofoi yang kini sudah berpindah saham kepada PT Expedisi
sebelumnya adalah areal dimana PT. Agoda Rimba Irian melakukan pembalakan
hutan. Tentu saja ini sudah direncanakan sejak awal, karena keduanya adalah
anak perusahaan Djayanti Group.
Tambang Minyak akan membabat hutan, lalu mengoyak dan
mengeruk bumi Sumuri.
Proses tambang Minyak Bumi
dipastikan akan memicu polusi yang parah terhadap laju kerusakan hutan. Setelah selesai dikeruk, tambang akan
meninggalkan sisa-sisa limbah dan
kekeringan yang sulit dipulihkan. Masyarakat Sumuri saat ini tengah bertanya-tanya, akankah
nasib mereka seperti rakyat sekitar Freeport? Kehadiran perusahaan pengeruk
sumber daya alam, terutama tambang, potensial memicu kekerasan militer di
Papua. Jika benar perusahaan ini memiliki kaitan dengan aparat militer atau
para eks perwira militer atau institusi militer yang berbisnis melalui para purnawirawan,
maka dapat dimaklumi kekawatiran penduduk Sumuri akan keselamatan hidup mereka. Dari
pengalaman yang terjadi, misalnya di daerah Furwata masyarakat suku Irarutu diintimidasi oleh aparat di sekitar PT.
Djayanti, sebuah perusahaan raksasa milik Brimob. Kasus penembakan warga Meriedi
diduga kuat juga terkait dengan perusahaan ini (meski yang muncul di permukaan
adalah issu pembubaran aliran sesat). Akhirnya Suku Irarutu harus rela kehilangan tanah 90,000 ha
untuk PIR kelapa sawit yang rencana di
kembangkan lagi.
Potensi konflik horisontal diperkirakan
akan meningkat, ketika para kepala suku Sumuri merestui kehadiran tambang, sementara
masyarakat bersikap resisten. Kecenderungan yang ada, perusahaan langsung
bernegosiasi dengan para kepala suku. Negosiasi ini dilakukan oleh pihak ketiga,
seperti yang dilakukan para anak adat di yang bermain ditingkat Jakarta dengan mendirikan sebuah yayasan untuk
meyakinkan para pemilik modal menamkan sahamnya di PT Ginting Oil & Gas (Pimpinannya Max) memfasilitasi
PT. Ginting Oil
dengan masyarakat. Yayasan
ini memang didirikan untuk misi membuka pintu investasi, dengan berperan
sebagai negosiator perusahaan saat berhadapan dengan masyarakat, kepala suku, atau
kepala marga.
Pada saatnya, keberlanjutan persediaan
pangan juga akan terancam. Dusun2 sagu dipastikan akan musnah, pun lahan
berburu dan berkebun. Demikian juga persediaan air akan berkurang, karena hutan
primer di Sumuri
adalah penangkar air yang sangat berguna bagi kampung-kampung di sekelilingnya.
Suatu hal yang masgul bila ada yang
menyatakan rencana eksplotasi tambang Minyak tersebut adalah demi kesejahteraan
rakyat. Karena sebuah bencana sedang menanti masyarakat di sekitar tambang.
Uang ganti rugi, serta janji kerja buruh di pertambangan sungguh tak sebanding
dengan kerusakan dan penderitaan yang bakal terjadi. (08/05/12)
***
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<